Perselisihan yang terjadi antara Mees Hilgers dan FC Twente tengah menjadi sorotan. Bek tim nasional Indonesia tersebut masih belum mendapatkan kesempatan bermain dalam tujuh pekan pertama Eredivisie musim ini, yang membuat situasi ini semakin memanas.
Agen Hilgers, Mohammed Sinouh, menjelaskan bahwa pemain muda ini hanya ingin mengungkapkan ambisinya untuk berkembang, dan bukan niat untuk meninggalkan klub secara sepihak. Dalam keterangan yang disampaikannya, Sinouh menjelaskan bahwa Hilgers berniat mengembangkan kariernya setelah menghabiskan waktu di FC Twente.
“Mees sudah mengungkapkan keinginannya kepada klub pada akhir musim lalu, dan menyatakan bahwa dia ingin melangkah ke jenjang yang lebih tinggi di musim panas. Apa yang diucapkan Mees sama dengan yang pernah diungkapkan Kenneth Taylor dari Ajax,” ujarnya.
Proses Perkembangan Pemain Muda di Liga Belanda
Mees Hilgers, yang merupakan pemain muda berbakat, merasa bahwa Eredivisie adalah langkah penting menuju lima liga terbesar di Eropa. Menurut Sinouh, itu merupakan kesempatan bagi Hilgers untuk menunjukkan potensinya di kompetisi yang lebih bergengsi.
“Ambisi untuk berkembang seharusnya bukan dianggap sebagai kesalahan. Kami perlu jujur dan mendukung setiap pemain yang memiliki niat untuk maju,” tuturnya. Sinouh menegaskan kembali bahwa FC Twente bersikap mengetahui keinginan Hilgers untuk melanjutkan kariernya di tempat lain.
FC Twente, di sisi lain, mengambil keputusan untuk membekukan Hilgers dari skuad utama. Keputusan ini dianggap sebagai tindakan yang tidak konsisten, terutama dengan perlakuan yang berbeda terhadap pemain lain di klub. Sinouh mencurigai bahwa ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi keputusan tersebut.
Perlakuan Berbeda Terhadap Pemain di FC Twente
Sinouh mengemukakan pertanyaan kritis mengenai kebijakan klub dalam memperlakukan pemainnya. Ia mempertanyakan mengapa ada pemain lain yang tidak mendapatkan perlakuan serupa, meskipun mereka dalam situasi yang sama.
“Mengapa Michel Vlap tidak diperlakukan seperti itu musim lalu? Kami juga punya Anass Salah-Eddine yang menandatangani kontrak empat tahun, tetapi tidak diberi kesempatan bermain selama enam bulan,” ungkap Sinouh. Ini menunjukkan bahwa kebijakan klub bisa dianggap tidak adil.
Dia menekankan bahwa Hilgers tidak pernah menyatakan keinginannya untuk pergi dari FC Twente. “Mees tidak pernah bilang: Saya ingin pergi! Itu sama sekali tidak benar,” tegasnya. Situasi ini semakin rumit karena adanya laporan media lokal yang mengklaim bahwa Hilgers telah berpamitan dengan rekan-rekan setimnya.
Kritik terhadap Media dan Publikasi yang Tidak Akurat
Mohammed Sinouh juga mengritik laporan media yang menyebut bahwa Hilgers berpamitan dengan rekan-rekannya. “Berita itu bohong dan merupakan contoh jurnalisme yang buruk. Anda tidak bisa hanya menulis sesuatu tanpa memeriksa faktanya,” katanya dengan nada marah.
Dia menegaskan pentingnya ketelitian dalam pemberitaan agar publik tidak mendapatkan informasi yang menyesatkan. Situasi ini menunjukkan bahwa komunikasi yang baik antara klub, pemain, dan media sangatlah penting.
Hilgers sendiri merasa tidak nyaman dengan rumor yang beredar dan dampaknya terhadap kariernya. Dalam situasi seperti ini, dukungan yang tepat untuk pemain muda sangat diperlukan agar mereka tidak merasa tertekan.
